gmc dewasa

gmc dewasa

Bullying, penyebab menurunnya prestasi belajar

Mungkin kita tidak menyadari bahwa pernah atau bahkan kerap melakukan tindakan kekerasan terhadap anak-anak. Bahkan mungkin guru dan teman teman anak kita tanpa kita ketahui melakukan hal yang sama. Tahu-tahu muncul  gejala yang membingungkan atas buah hati kita. Si kecil sering menangis tidak mau sekolah, minder, tidak bisa konsentrasi dalam belajar, prestasi belajar menurun, dan masih banyak lagi gejala kurang menyenangkan lain.
Bisa jadi, tindak kurang menyenangkan ini bukan berupa kekerasan fisik, melainkan kekerasan mental atau non fisik. Inilah yang disebut dengan bullying. Andrew Mellor, pakar masalah bullying dari The Scottish Council, menjelaskan bahwa bullying merupakan segala bentuk perbuatan yang mengakibatkan seseorang secara signifikan terluka fisik ataupun fisiknya.
Secara lebih komplit, bullying diartikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan atau kekuatan ayng dilakukan seseorang atau kekuatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau kelompok lain yang dilakukan berulang kali dengan sengaja dengan tujuan berbuat korban menjadi depresi dan tidak berdaya
Kerap Tak Disadari
Bullying kerapkali terjadi pada anak-anakm terutama pada mereka yang memiliki posisi lemah, yang dianggap bodoh, cacat, lemah fisik dan lain sebagainya. Sayangnya, tidak semua pihak yang melakukan bullying menyadari bahwa itu merupakan tindak kekerasan yang memiliki efek jangka panjang.
Survey yang dilakukan oleh Yayasan Sejiwa terhadap guru-guru di tiga SMA di dua kota besar di pulau jawa menunjukkan bahwa satu dari lima orang guru menganggap bahwa penggencetan dan olok-olok yang dilakukan adalah hal yang biasa dalam kehidupan remaja dan tidak perlu diributkan lagi. Satu dari empat guru berpendapat bahwa sesekali mengalami penindasan tidak akan berdampak buruk pada kondisi psikologis siswa.
Kebanyakan anak memang tidak merasa bahwa bullying bisa menimbulkan masalah. Hal ini dianggap sekedar olok-olok belaka, dan ada kepuasan tersendiri setelah melakukan bullying begitu juga dengan pihak sekolah. Ada beberapa sekolah yang menganggap perilaku tersebut biasa-biasa saja. Akibatnya, bullying menjadi masalah kekerasan yang tersembunyi di sekolah. Ini tentu saja merupakan keadaan yang memprihatinkan.
Turunkan Prestasi Belajar
Bila tidak disadari dan diwaspadai, bisa jadi bullying akan tersistem dan tindakan ini akan menyebabkan beragam masalah psikis yang mengganggu jiwa anak. Menurut Diena Trigg dari Yayasan Sejiwa, bullying menghambat anak dalam mengaktualisasi dirinya. Bullying tidak member rasa aman dan nyaman, membuat anak merasa takut dan terintimidasi, rendah diri, serta tidak berharga. Anak korban bullying jiga sulit berkonsentrasi dalam belajar, menjadi enggan bersekolah karena sekolah menjadi tempat yang tidak aman. Akibatnya, prestasi belajar bisa merosot.
Anak bahkan enggan bersosialisasi dengan lingkungannya. Akibatnya, dia akan menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan sulit berkomunikasi. “Bahkan mungkin pula ia akan menghilangkan rasa percaya pada lingkungan yang banyak menyakiti dirinya” ujar Diena.
Bila tidak dicermati dan dibantu untuk mengatasinya, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang negative pula. Pada akhirnya akan mengarap pada stress maupun depresi dan anak tidak dapat menaktualisasi dirinya dengan baik. Bagaimanapun rasa nyaman dan aman merupakan modal dasar bagi kita semua terutama anak-anak untuk bisa berkembangan dan tumbuh dengan baik.
Anak perlu diberi suasana yang aman yang dapat memberikan gambaran diri positif. Baik dirumah maupun disekolah. Disekolah anak hemdaknya mendapatkan penghargaan atas prestasi atau perilaku baik yang dibuatnya. Sebaliknya bila mendapat teguran dari guru, hendaknya diberi secara konstruktif dan interaktif, tidak dihadapan teman-temannya, kata Diena. Dengan begitu anak dapat mengaktualisasi dirinya dengan baik.
Jika hal ini sudah dilakukan, niscaya anak akan menjadi sosok yang percaya diri, cerita, mampu beradaptasi dengan lingkungannya, menghargai orang lain dan dirinya, mampu berpikir jernih, mengembangkan potensi dirinya dan dapat mengekspresikan dirinya secara maksimal.
Gejala dampak bullying
-          Mengurung diri
-          Menangis
-          Minta pindah sekolah
-          Konsentrasi anak berkurang
-          Prestasi belajar menurun
-          Tidak mau bermain/ bersosialisasi
-          Suka membawa barang-barang tertentu (sesuai yang diminta “bully”)
-          Anak jadi penakut
-          Marah-marah/ uring-uringan
-          Gelisah
-          Menangis
-          Berbohong
-          Melakukan perilaku bullying terhadap orang lain
-          Memar/ lebam-lebam
-          Tidak bersemangat
-          Menjadi pendiam
-          Mudah sensitif
-          Menjadi rendah diri
-          Menyendiri
-          Menjadi kasar dan dendam
-          Ngompol
-          Berkeringat dingin
-          Tidak percaya diri
-          Mudah cemas
-          Cengeng
-          Mimpi buruk
-          Mudah tersinggung
Ragam bullying
1.       guru menyuruh anak yang terlambat datang membersihkan WC bila itu tidak ada aturan dalam sekolah.
2.       Adik kelas harus menunduk ketika bertemu kakak kelas karena tradisi
3.       Seorang anak diolok-olok oleh sekelompok temannya sehingga ia khawatir masuk sekolah
4.       Menampar seseorang tanpa alasan yang jelas
5.       Menghasut orang lain agar seseorang dijauhi
6.       Menyebar fitnah mengenai murid yang tidak disenangi
7.       Pengeroyokan sekelompok kakak kelas karena mereka tidak suka gaya adik kelas
8.       Guru mengancam murid yang dianggap bodoh dengan mengatakan “kamu akan saya buat tidak naik kelas”
9.       Berjalan di lorong sekolah dan diolok-olok oleh seseorang atau sekelompok murid yang lain
10.   Dicegat tanpa alas an yang jelas hanya untuk diperolok atau sedang dipermainkan
11.   Anak dipaksa masuk kelompok tertentu
12.   Guru menegur murid dengan nada tinggi (jika dilakukan berulang dan sengaja)
13.   Memarahi murid dengan kata kata kasar
14.   Menghukum murid untuk berdiri di depan kelas
15.   Menyindir
16.   Pemalakan oleh kakak kelas sampai adik merasa stress
17.   Membanding-bandingkan dengan kakak atau adik
18.   Memukul jika anak tidak menuruti perkataan orang tua
19.   Tidak member kesempatan anak untuk berargumen
20.   Memberikan cap/label pada anak
Contoh lain bullying
Menampar, menimpuk, menginjak kaki, menjegal, meludahi, memalak, melempar dengan barang, menghukum dengan berlari keliling lapangan, menghukum dengan cara push up, menolak.
Bullying verbal
Ini jenis bullying yang juga bisa terdeteksi karena bisa tertangkap indra pendengaran kita. Contohnya memaki, menghina, meneriaki, mempermalukan didepan hokum, menuduh, menyoraki, menebar gossip, memfitnah, menolak.
Contoh kata-kata
“Goblok lo”
“Jayus lo” (norak/ nggak asik)
“Gendut lo”
“Cungkring lo” (kurus kering)
“sotoy lo “ (sok tahu)
“Cupu lo” (Culun punya)
“Liburan gak kemana-mana ya?”
“emang kamu pernah ke luar negeri?”
“Dasar lemot lo”
Dan juga kalimat / pernyataan yang sifatnya menuduh, membentuk, menggosipkan, memfitnah

Bullying mental/ psikologis
Ini jenis bullying yang paling berbahaya karena tidak tertangkap oleh mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas mendeteksinya. Praktik bullying ini terjadi diam-diam dan diluar radar pemantauan, contoh:
-          Memandang sinis
-          Memandang penuh ancaman
-          Mempermalukan di depan umum
-          Mendiamkan
-          Mengucilkan
-          Meneror lewat pesan pendek atau email
-          Memandang yang merendahkan
-          Memelototi
-          Mencibir