gmc dewasa

gmc dewasa

NILAI RAPOR BUKAN UKURAN

Orang tua sebaiknya tidak berpatokan hasil akademis sekolah sebagai satu-satunya ukuran yang dipakai atas hasil dari aktivasi otak tengah.
Kerap bayak orang tua berfikir bila sudah mengikuti pelatihan otak tengah prestasi di sekolah dengan sendirinya akan meningkat. Karena itu tak sedikit orangtua yang menaruh harapan keliru saat mendaftarkan anaknya untuk mengikuti pelatihan otak tengah. Sehingga tak heran pula di antara mereka meninginkan nilai akademis anaknya akan meningkat, bahkan menduduki rangking teratas di sekolah.
Itulah sebabnya ada saja orangtua yang mengungkapkan kekecewaannya karena nilai di rapor ditak menunjukkan peningkatan, setelah tiga bulan lebas dari pelatihan midbrain.
Meski dalam pelatihan otak tengah dijanjikan banyak hal salah satunya meningkatkan konsentrasi dan kemampuan belajar. Tapi bila tidak didukung dengan latihan terus menerus tentu saja semua akan sia-sia.
Secara teori nilai di sekolah seharusnya meningkat setelah anak mengikuti pelatihan mengingat aktivasi otak tengah membuat memori dan konsentrasi anak meningkat. Namun kenyataannya banyak factor yang menghambat peningkatan akademis yang diharapkan
Ada banyak factor yang memengaruhi selain pelatihan semata. Bisa jadi masalah keluarga, suasana keluarga yang tidak menyenangkan anak terlalu banyak main game facebook internet daripada belajar
Sehingga anak-anak lebih mudah mengingat permainan computer dari pada mengingat pelajaran di sekolah yang seringkali membosankan. Seharusnya banyak sekali potensi yang bisa digali setelah anak mengikuti pelatihan otak tengah, karena itu orangtua sebaiknya tidak berpatokan pada hasil akademis sekolah sebagai satu-satunya ukuran yang dipakai atas hasil dari aktivasi otak tengah.
Orangtua sebaiknya tidak hanya berpatokan pada nilai sekolah anak. Masih banyak potensi anak yang bsia dikembangkan selain nilai akademisnya. Apalagi system pendidikan diindonesia saat ini masih lebih menitikberatkan pada kemampuan otak kiri yang lbih pada persoalan matematis dan analisis semata
Sementara otak kanan yang lebih banyak berperan dalam bidang kreativitas tidak banyak digarap serius akibatnya rasa perasaan emosi dan hal-hal yang terkait dengan keindahan sopan santun etika menjadi dilalaikan.