gmc dewasa

gmc dewasa

KESAKSIAN dari IBU ULLY YULIDA (IBUNDA NAUFAL)

SEPERTI YANG DITULIS DALAM BLOG BELIAU :
Si sulung Naufal adalah anak yang lebih banyak menggunakan otak kanannya daripada otak kirinya , sebaliknya Atha lebih berkembang pada otak kirinya. Anda mungkin sudah tahu apa berbedaannya,.. pada mulanya agak sulit menentukan dominansi otak anak itu tapi semakin bertambah umur makin mudah mengidentifikasinya. Naufal cenderung pembosan sedari kecil jarang sekali ia betah dengan satu mainan lebih dari 2 hari, sebaliknya Atha punya beberapa mainan yang hingga kini masih dia mainkan.
Naufal juga tak betah bermain sendiri (termasuk bermain komputer) dia sangat aktif tapi tidak hiperaktif, dia senang sekali bila ada temannya yang datang berkunjung, semua makanan akan dia bagi dan tak pernah pelit, dia berusaha keras membuat temannya betah, bila ada teman baru yang tak merespon uluran pertemanan darinya dia terlihat sedih, otak kanan yang dominan membuat dia lebih bisa mengungkapkan perasaannya, memeluk, mencium, meminta maaf..pokoknya secara sosial dia tak bermasalah, dia juga kreatif dan suka melakukan hal hal yang kadang tidak terpikirkan oleh yang lain, menyenangi musik dan bila bernyanyi nadanya selalu pas.
Masalah justru timbul disisi akademiknya..Naufal tak suka duduk diam, untuk jangka waktu lama kalau diam malah jadi melamun..berkhayal tapi tidak yang ilmiah, dari pertama masuk SD buku penghubungnya cepat sekali penuh karena complain dari guru kelasnya, dia sangat kurang konsentrasi,  suka berjalan jalan didalam kelas, suka bermain2 dan bercanda selalu sewaktu guru menerangkan, tidak suka membaca dan menganalisa, tak suka sesuatu yang njelimet, cepat lupa dengan apa yang baru dia pelajari tapi dia sangat menyukai pelajaran yang banyak bergerak, animasi, percobaan dll. Sayang sekali sekolah yang ia masuki seperti sekolah di Indonesia pada umumnya .. lebih banyak menekankan penggunaan otak kiri, penekanan pada nilai akademis, matematika, nalar, bahasa, sains, logical thinking  yang berurutan disertai analisa dengan sebab akibatnya, sehingga Naufal berjalan di barisan paling belakang.
Gue bukanlah orang tua yang sangat peduli terhadap ranking, bagi gue ranking bukanlah menjadi patokan keberhasilan anak di masa depannya, tapi yang menjadi konsen gue adalah rasa percaya diri sang anak yang makin menurun karena menganggap dirinya adalah Anak yang paling ga perform di kelasnya, belum apa apa suka bilang “Opa ga bisa ma..Opa ga bisa apa apa..” dia mendapat sedikit sekali kesempatan untuk dipuji, tidak populer secara akademis kecuali karena sering ditegur guru karena tak bisa duduk diam, Gue prihatin dengan daya ingatnya dan nalarnya walau tak pernah memaksa diluar kemampuannya, gue selalu berusaha membantunya belajar dengan cara yang menyenangkan dan nyaman baginya..walaupun tak dapat dipungkiri sesekali gue pun emosional dan hilang kesabaran..(seiring siklus hormon estrogen..he he), secara gue sendiri dominan otak kiri yang tak bermasalah dengan akademis sedari kecil..jadi gap diantara kami tetap ada..untungnya naufal tidak sulit untuk diajak belajar dengan segala keterbatasannya.
2 minggu lalu, saat gue mengadakan training di sebuah Hotel bintang 4 dibilangan Slipi, disaat bersamaan ada sebuah training yang pesertanya anak anak usia 5 – 12 tahun yang diadakan GMC, Genius Mind Consultancy waralaba dari Malaysia yang bertujuan meng-aktifkan otak tengah (MidBrain, menchephalon).Otak tengah adalah jembatan penghubung antara otak kiri dan kanan, otak tengah juga merupakan pusat konsentrasi, memori, kasih sayang dan kebijaksanaan. Otak tengah adalah otak yang pertama kali berkembang saat pembentukan janin setelah kedua otak kiri dan kanan berkembang maka otak tengah seringkali tertidur..alias ga berfungsi, hanya sedikit sekali manusia yang otak tengahnya berfungsi. dan tanda bahwa otak tengah seseorang berfungsi, dia mampu melihat tanpa menggunakan matanya, skin vision, ear vision atau bahkan melihat melalui penciuman. (percaya ga? gue dah liat ndiri koq..)
Setelah searching internet tentang aktivasi otak tengah dan bertemu langsung dengan anak2 yang telah diaktifkan otak tengahnya, akhirnya gue mengambil keputusan untuk ikut program itu minggu lalu, untuk membantu konsentrasi dan daya ingatnya..ntar gue share ya, tulisan tentang terapi itu, bagaimana dan hasil terapi terbaru di Indonesia itu…
Hari itu tgl 30 Januari 2010, Sebelum terapi naufal harus makan dan minum yang cukup, dia juga tidak boleh sedih dan stress karena dapat membuat terapi terganggu.
Aktivasi dilakukan 1,5 hari, hari pertama dari jam 8.00 sampai jam 17.00, berikutnya setengah hari. GMC (Genius Mind Concultancy) dalam melakukan terapi tidak memasukkan apapun ke tubuh Anak, tidak menggunakan hipnotis atau ritual macam macam, ini 100% ilmiah karena telah di teliti, katanya terapi ini telah dilakukan di jepang 40 tahun lalu.
pertama kali  Anak anak dibuat senang terlebih dahulu, mereka bermain macam macam games lalu diberi hadiah, bernyanyi dan tertawa, dasar ilmiahnya karena otak tengah akan tertekan dan tertutup bila Anak dalam keadaan stress, sedih kesal dll, jadi seorang Anak haruslah dijaga perasaan dan hatinya, semakin bahagia masa kecil seseorang maka semakin besar peluang otak tengah Anak berkembang dan ia akan menjadi lebih pintar serta seimbang otaknya.
Setelah lewat hari pertama aktivasi, di sore harinya naufal sudah bisa membaca kartu dengan mata tertutup, lucu juga melihatnya ..karena ia kadang meletakkan kartu remi tersebut di telinganya, mamanya bertanya penasaran memangnya apanya yang dia dengarkan..dia bilang dia mendengarkan gelombang suara kartu itu agar tahu itu kartu apa.. (aneh ya?), dia juga kadang mencium kartu tersebut untuk menentukan warnanya, menurutnya warna ada baunya..tapi Naufal ternyata lebih peka dengan rabaan (skin vision) tapi naufal belum bisa membaca dengan mata tertutup sore itu..
Sepanjang jalan pulang Naufal tertidur kecapean..berkonsentrasi dengan mata tertutup ternyata melelahkan, tapi waktu sampai di rumah dia terbangun, dan ketika kami test lagi dia malah membaca lancar dengan mata tertutup.
Malam itu dia sibuk dengan berbagai cahaya di kepalanya, katanya banyak sinar bila ia memejamkan mata, tulisan yang dibacanya dengan mata tertutup kelihatan seperti tulisan terbuat dari sinar berwarna kuning, bila ia menutup mata cahaya cahaya berpendar di kepalanya, awal awalnya dia suka teriak ..ada cahaya! ada cahaya! takut.. ah, enggak! enggak takut..berani, naufal berani..dia ngomong sendiri.
Hari ke dua aktivasi, berjalan setengah hari sama seperti hari pertama tapi lebih banyak latihannya..membaca kartu, menebak warna , berjalan tanpa menabrak dan lain lain..
Beberapa hari setelah aktivasi, Naufal cenderung “talk Active” dia tak henti hentinya ngomong dan cerita, dia juga jadi cepet ‘nyambung’ terkadang dia sedang bicara dengan papanya dan mamanya sedang ngobrol sama adiknya, tapi ternyata dia juga mendengar pembicaraan adiknya terbukti karena kemudian  dia bertanya.
Hal yang berbeda yang lain adalah..bila ia bercerita kini misalnya sepulang sekolah , dia dapat bercerita dengan detail dari kata kata gurunya sampai perilaku temannya. Mamanya sedikit banyak mendapat kesan  kini di kelas dia sudah lebih tenang dan tertib..biasanya dia suka jalan jalan, dan ga betah duduk manis.
Yang melegakan adalah..setelah aktivasi naufal tak begitu sulit belajarnya dia lebih cepat menangkap dan mengingat, nilai nilai latihan dan ulangan hariannya membaik dan ia terlihat percaya diri. Pada hari kedua setelah aktivasi dia bahkan terheran heran sendiri, menurutnya kini dia lebih cepat membaca Al Quran, dan memang dia terlihat lebih lancar. Tapi iapun tidak suka memamerkan kemampuan barunya dia cenderung menjadi rendah hati.
Tapi Yang sulit adalah untuk tetap konsisten latihan ‘blind fold’ sampai ia stabil (lebih kurang sebulan) , setelah berjalan dua minggu setelah aktivasi dia mulai malas malasan berlatih, 15 menit setiap harinya. Mamanya mulai kehabisan ide membuatnya berlatih sambil bermain, mungkin dia mulai bosan karena permainan tidak lagi menantang baginya, dia sudah biasa bermain kartu ‘cangkulan’ dengan mata tertutup, membaca, menerangkan gambar, menebak gerak, berjalan dengan halangan, bermain petak umpet, perang perangan sampai bersepeda keliling.
Seharusnya latihannya bertingkat tingkat agar konsentrasinya makin meningkat terlalu sulitpun membuat dia tak berminat meneruskan latihan, misalnya ketika ia disuruh menebak kartu yang ditempelkan di kakinya, atau kartu yang diletakkan di belakang kepalanya.
Tapi paling tidak gue sudah cukup lega melihat kemajuannya, dan semoga kelak semua ini bermanfaat untuk masa depannya.

bulan ke-2 setelah aktivasi
Memasuki bulan kedua setelah aktivasi, latihan Midbrain Naufal lumayan beberapa kali bolong bolong..maksudnya ada beberapa hari dalam bulan ini Naufal tidak latihan menggunakan blind fold, keseringannya sih..karena Mamanya kerja ke luar kota, dan si papa suka lupa atau pulang agak lebih larut, juga karena papanya sedang malas dan banyak pikiran.
Sebulan yang kemarin,  latihan bersama Mama itu identik dengan bermain, Naufal menjadikan kata “latihan’ sebagai kata lain ‘kesempatan bermain dengan mama di hari hari sekolah..” bila dulu hanya PR dan belajar, kini ada PR dan setelah itu ….main sama Mama!! alias latihan.
Tapi bulan ini adalah jadwal kerja yang padat, dengan dua minggu di luar kota membuat konsentrasi latihan menjadi terganggu, terkadang bila tak sempat sewaktu naufal sedang nonton TV sebelum pergi sekolah, mamanya memasang blind fold di matanya entah sesuai standard latihan apa enggak yang jelas dia tetap bisa menikmati tontonannya dengan mata tertutup itu..
Kadang penasaran juga, dia liat apa ya? apa benar dia sedang nonton? sekali kali gue tanya,
‘Naufal liat apa..nak?”,
“Gambar kartun anak kecil naik sepeda mah.., sepedanya warna biru. Gue lirik TV, eh..bener.!
Atau bila sehabis shalat maghrib dia mengaji, mamanya juga menutup matanya dan memperhatikan bacaannya.. kadang dia protes kadang juga enggak.
Tapi di minggu ke dua bulan ke dua, dia benar benar sedang malas malasnya latihan perlu effort lumayan untuk membujuknya, kadang berhasil kadang gagal..jadinya gue kadang cuma bisa men-check saja, apakah ia masih bisa melakukannya
Yang Jelas, setelah dua bulan ga ada perubahan yang aneh aneh pada Naufal, setelah aktivasi..ga sakit, bahkan Adiknya demam karena radang, dia enggak ketularan padahal biasanya suka ikutan demam. Dia tetap naufal yang biasa, seorang anak periang dan easy going, frekuensi ‘berantem’ ama adiknya juga ga berkurang, dari rebutan main komputer sampai ejek ejekan, so..sampai saat ini alhamdulillah ga ada dampak jelek dari aktivasi tersebut.
Yang berbeda hanya di semangat belajar, nilai nilai latihan dan ulangannya, konsentrasi dan kemampuannya menangkap penjelasan bila diajarin sesuatu. Naufal bukanlah langsung menjadi jenius.. dan gue juga tak ingin itu, dalam hidup gue, gue ga pernah percaya dengan segala sesuatu yang instant, menurut gue segala sesuatu yang instant biasanya menghasilkan sesuatu dengan pondasi yang rapuh..apalagi bila menyangkut tentang pendidikan Anak.
Disamping itu Naufal kini terlihat lebih percaya diri, penuh perhatian bila sedang membahas soal soal latihan maupun ulangan yang jawabannya salah, bahkan terkadang ia telah menemukan sendiri dimana kesalahanya. Setiap sore bila baru saja kaki melangkah masuk di pintu rumah, dia sudah melapor dia mendapatkan nilai berapa hari ini..bila ada yang dibawah 70 biasanya dia bilang ” Naufal ga ngerti..susah, nanti diajarin ya ma?, ‘ Maaf ya Ma..dapat segitu” . Sebenarnya gue ga ngerti mengapa ia meminta maaf, karena gue pun jarang sekali dan hampir ga pernah menyalahkannya bila ia mendapat nilai dibawah 70, biasanya gue cuma bilang, ” oh ya?, Nanti kita belajar lagi ya Nak.., nanti Mama bantu, yang naufal ga ngerti..”
Belajar-pun kini tak se-intens dulu.. terkadang malah dia gue bebaskan dari belajar..kami hanya berkumpul bertiga,berpelukan sambil  ngobrol memancing mereka bercerita tentang apa apa yang mereka lakukan seharian ini selama kami bekerja, baik disekolah maupun di rumah, menanyakan pendapat mereka tentang sesuatu..yang sebenarnya hanya untuk melihat apakah ada yang perlu diluruskan dari prinsip yang dia pilih.
Walau telah diaktivasi otak tengah, sebenarnya gue tak menaruh harapan begitu besar pada itu, aktivasi bagi gue hanya sebagai suatu ikhtiar membantu Naufal agar lebih seimbang dan memudahkannya, namun peranan orang tua tetap tak dapat tergantikan, karakter dan pendidikan Anak, 90 % adalah didikan atau contoh dari orang tua.
Dan bagi  gue, belajar itu adalah proses..walau telah teraktivasi dengan baik, tetapi bila ga belajar atau proses belajarnya ga benar tetap saja seorang anak tak mendapatkan hasil yang maksimal..
Demikian juga naufal, gue ga men-targetkan sesuatu yang tinggi dan muluk, dia mampu mengikuti pelajaran dan tidak tertinggal gue dah happy.. gue tetap ingin ia menikmati masa kecilnya..bermain dan sebisa mungkin menghabiskan banyak waktu bersama kami orangtuanya. Gue percaya akan ada suatu saat dimana dia harus mau tak mau akan memasuki dunia orang dewasa dengan segala tuntutannya, tugas kami hanya memastikannya dia telah siap ketika memasukinya, serta mengawasinya dan mengirinya dengan do’a. Setiap anak mempunyai jalan hidup sendiri…

bulan ke-4 setelah aktivasi
Dua bulan ini sungguh hari hari penuh kesibukan, tak hanya berdampak pada latihan otak tengah naufal tapi juga pada pendampingan saya pada saat dia belajar total setelah aktivasi waktu belajar naufal jadi sangat longgar.. Saya benar benar mengandalkan penerimaan naufal terhadap penjelasan gurunya di sekolah, yang artinya konsentrasinya di sekolah-lah yang menjadi penentu.
Hanya Sekali kali saya mengecek apakah dia masih bisa memasukkan sinar di otak tengahnya, jalan termudah agar dia berlatih, saya menutupi matanya dgn Blindfold saat membaca al quran,
Tapi ternyata dia diam diam kalau sedang mood menggunakan otak tengahnya, sekali waktu dia bercerita guru kelasnya iseng bertanya padanya berapa uang yang ada di dompet ibu guru , naufal bilang bahwa di dompet gurunya hanya ada uang rp. 20.000, dan memang benar … saya tanya darimana ia tahu? Dia bilang ada di kepalanya .. Uang dgn tulisan 20 ribu.. Saya hanya menyerngitkan alis setengah tak percaya..
Sekali waktu yg lain kami berjalan malam hari melalui jalan yg gelap karena lampu jalannya mati tapi jalan itu dilalui mobil yang terkadang menyorotkan lampu menyilaukan sehingga saya khawatir anak anak akan tersenggol kendaraan, saya melihat naufal jalan didepan, dia memakai jaket yg diretsleuiting depan sampai ke topi2nya sehingga seluruh kepalanya tertutup, saya berteriak khawatir agar ia hati2 berjalan, topi jaket jgn menutupi seluruh kepala, dengan santai dia menyahut..” Naufal kan pake otak tengah, Ma..”, Gue terperanjat sejenak.. Oh iya yaa..lupa, dia kan bisa melihat dalam gelap, ya udah.. Sekalian aja latihan..dan dia sampai ditujuan tanpa menabrak apapun atau masuk selokan, dia bahkan tahu bila didepannya ada pedagang kaki lima, atau angkot sedang ngetem.
Akhir akhir ini Saya juga sering perhatikan naufal ga begitu suka lagi memakai kacamata -3 dan +2.75 nya.. Sebagai informasi , Mata kirinya telah divonis dokter menderita “lazy eyes” jadi mata kiri telah dianggap buta untuk ukuran tertentu, ya itu tadi.. Huruf atau angka dibawah ukuran tertentu ga terbaca sama sekali walau dibantu dgn kaca mata, lazy eyes tidak ada obatnya.. Kelainan itu terbentuk sedari dalam kandungan, dicurigai karena tidak tersuplainya nutrisi di syaraf matanya sehingga satu mata itu tak berkembang sebaik mata kanan, sehingga ga seimbang.. Dan akhirnya yang kanan berkembang menjadi dominan, dokter matanya bilang terapi lazy eyes yg pernah dicoba dan itupun dgn hasil kurang memuaskan.. Adalah dengan menggunakan satu penutup mata bak bajak laut.. Mata yg aktif yg ditutup sehingga si “lazy eyes” dipaksa bekerja, penderita lazy eyes cenderung ukurannya bertambah sesuai umur …. Setelah aktivasi, saya curiga matanya tak sama lagi kondisinya dgn sebelumnya.. Sebagai orang yang berkecimpung juga di dunia medis, saya memang berharap melalui aktivasi akan ada perbaikan pada matanya, krn otak tengah juga punya jalur ke syaraf mata, seringkali dalam mobil bila pergi bersama saya menyuruhnya membaca spanduk atau plang nama toko yang agak kecil tanpa kacamata, saya tambah curiga krn ada ukuran tulisan tertentu yg dulunya tak terbaca jadi terbaca, juga dia tak lagi terlalu menyipitkan mata bila melihat tv atau monitor komputer, tapi kami, saya dan papanya ga berani beharap lebih.. Dan kesempatan u memeriksakan matanya lagi belum ada karena kesibukan kami berdua.
Sampai saat mengambil raport mid semester ( yang guru kelasnya terheran heran karena nilai2nya jauh lebih baik 4 bln ini dan juga naufal kini tenang serta kalem di kelasnya, ga suka jalan hilir mudik lagi..). Kami juga langsung memeriksakan matanya ke dokter mata anak, dan suprise..!!!
Guess what?
Naufal dinyatakan tak lagi menderita Lazy Eyes..!! Dia bisa membaca ukuran yang 10 bulan yang lalu tak dapat dibacanya, dia membacanya dengan mantap.. Air Mataku hampir jatuh saat ia membacanya… Dan ukuran kacamatnya pun berkurang kembali ke ukuran waktu masih TK, saat pertama kali dia memakai kacamata.
Alhamdulillah… Ya Allah betapa banyak karuniaMu, betapa sedikitnya rasa syukur-kami… Ampuni ya Allah.. Ingatkanlah bila kami terlupa.